Aku ingin menikah denganmu, bukan karena waktu memaksa atau usia mengejar, tapi karena di matamu, aku melihat rumah—tempat di mana lelahku luruh dan resahku reda. Aku ingin menikah denganmu, bukan sekadar untuk menghabiskan hari tua bersama, tetapi karena setiap detik bersamamu adalah kehidupan itu sendiri—penuh cahaya, tawa, dan keheningan yang saling memahami. Aku ingin menikah denganmu, bukan karena dunia menuntut ikatan, tetapi karena di antara milyaran manusia, hanya dalam genggamanmu aku merasa utuh, seolah-olah aku telah ditemukan dari perjalanan yang tak bertepi. Aku ingin menikah denganmu, karena denganmu, aku tak hanya mencintai, tetapi juga mengerti makna pulang.